Wawancara Antasari Azhar : Saya Hanya Ingin Mencari Kebenaran, Saya Hanya Ingin Mengembalikan Nama Baik Saya

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar divonis bersalah dan diganjar 18 tahun penjara karena dianggap terlibat dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Antasari mendapatkan pembebasan bersyarat mulai 10 November 2016 dan mendapatkan grasi 16 Januari 2017 lalu. 

Usai bebas bersyarat, Antasari menyatakan sudah ikhlas dan meninggalkan segala benci di dalam penjara. Namun, setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada 26 Januari 2017, Antasari datang ke Polda Metro Jaya menanyakan pengungkapan kasus yang dilaporkannya pada 2011 lalu.
“Sekarang saya dalam posisi ingin mengembalikan nama baik saya,” kata Antasari kepada Abdul Manan dari Tempo, di rumahnya di Bumi Serpong Damai, Tangerang, Jumat 10 Februari 2017. Berikut ini wawancara Tempo selengkapnya.  
Apa yang Anda sampaikan atau tanyakan ke penyidik Polda Metro Jaya? 
Masalah hukum saya selesai. Saya menjalani hukuman berikut remisi sudah 12 tahun. Ada grasi, dikurangi 6 tahun. Tidak lagi bersyarat. Namun, sekarang saya ingin mencari kebenaran. Sekarang saya dalam posisi ingin mengembalikan nama baik saya. Salah satu jalannya adalah saya mendatangi Polda itu. Karena saya nilai entry point membongkar kebenaran itu di situ. 
Apa yang mendorong Anda membuka kasus ini?
Ketika saya didakwa dalam persidangan, jaksa bikin dakwaan bahwa Antasari-lah yang menghendaki matinya korban (Nasrudin Syamsudin). Antasari mengirim SMS dan mengancam, mulai di situ… Saya pikir, kapan pernah saya ngancam? Yang saya sayangkan, dalam rangka penyidikan, kok tidak bisa mendatangkan ahli. Harusnya ngambil ahli IT (untuk membuktikan SMS ancaman itu). Tapi mereka berdalih ada saksi yang pernah melihat SMS. Pertanyaan saya, apakah saksi melihat saya ngirim? Belum tentu kan. Seharusnya mereka ambil ahli IT. Periksa secara forensik. Saya pakai saksi ahli IT Dr Agung Harsoyo dari ITB. Dari keahliannya itu dia mengatakan bahwa tidak ada SMS (ancaman) itu dari saya. 
Dari mana penyidik menemukan SMS itu?
Saya tidak tahu. Sampai persidangan jaksa tidak bisa membuktikan. Hanya menghadirkan saksi yang katanya pernah melihat. Jaksa juga tidak memperlihatkan di sidang. Jadi untuk itu maka saya berkesimpulan, ada orang lain yang menggunakan nama saya untuk sms seperti itu. Makanya saya laporkan pada tahun 2011. Nah kemarin ke polda itu mempertanyakan progresnya. Tapi waktu itu jawabannya sama dengan jawaban 4 tahun yang lalu. Jawabannya, “Sudah mulai, pak. Kami sudah bergerak.”
Kemajuan seperti apa yang sudah dihasilkan polisi?
Kata polisi, kami sudah panggil saksi pelapor, sudah kami periksa. Itu aja. Itu (sama dengan jawaban) empat tahun yang lalu. Karena sehabis saya melapor, langsung diperiksa. Yang melapor waktu itu adalah staf asisten lawyer saya karena saya tidak bisa keluar (dari tahanan). Berarti tidak ada progress. Pernah saya gugat di praperadilan, tapi saya kalah. 
Kabarnya ada desakan dari keluarga almarhum Nasrudin, sehingga Anda ingin membuka kasus ini?
Kalau keluarga almarhum memang ingin membuka. Buka seterang-terangnya. Siapa perencana kasus ini, siapa pelaku sesungguhnya. Sama dengan yang saya inginkan. Ini yang saya luruskan. Waktu persidangan, saya ditahan di polda. Saat sidang berlangsung, datang (keluarga alrmahum) ke saya. Gimana Pak, sehat? Sehat. Gimana pak? Persidangan enggak ada keterlibatan bapak. Saya katakan, “Mas, ayo kita cari sama-sama.” 
Waktu keluar dari penjara Anda mengatakan tak akan membongkar kasus ini?
Yang saya jelaskan adalah (keikhlasan) menjalani pidana sekian tahun itu lho. Sekalipun saya tidak berbuat, tapi ada putusan yang menghukum saya. Seorang penegak hukum, mantan penegak hukum, saya harus menjalani putusan itu. Tapi menjalani putusan belum tentu (mengakui) bersalah.
Ada niat mengajukan grasi saat pemerintahan SBY?
Kalau mengajukan grasi zamannya SBY, saya tidak mungkin mau. Saya ada bandingannya. Waktu tahun 2012, saya menikahkan anak saya. Saya tidak diizinkan hadir resepsi. Resepsi anak saya saja tidak boleh hadir, apalagi grasi. 
Permintaan bertemu Presiden Jokowi diajukan kapan?
Tidak lama setelah bebas bersyarat. Sekitar 2016. 
Apa yang Anda sampai kepada Presiden Jokowi saat pertemuan 26 Januari?
Yang tahu cuma Pak Jokowi saja. Tidak untuk konsumsi publik. Itu rahasia.
Anda datang di acara Jambore Pramuka pada 4-5 Februari, Kemudian sebagain peserta jambore mendatangi rumah SBY?
Saya diundang panitia. Karena saya sedang pemulihan nama baik. Panitia mengatakan bahwa para mahasiswa ada yang ingin bertemu saya. Ada nggak dari almamater saya? Universitas Sriwijaya? Ternyata ada dan datanglah saya. Saya tidak ngasih materi, karena pesertanya ribuan. Siapa yang mau bertanya, silakan. Langsung tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan ke saya, pengalaman saya selama di penjara dan dan kasus apa saja yang belum selesai sewaktu di KPK. Kemudian saya baca di medsos, di Internet, ada demo di rumah SBY terkait ceramah saya. 
Anda menyampaikan soal kriminalisasi atas kasus Anda, siapa yang mengkriminalisasi?
Waktu itu saya sampaikan, saya sedang menunggu hasil audit BPK tentang Century. Setelah itu, yang paling dekat dengan kasus saya itu adalah soal pengadaan IT (teknologi informasi) KPU, (lalu saya) langsung ditahan. Apakah benar atau enggak, biar mereka yang menilai sendiri.. Waktu itu juru bicara Partai Demokrat, Rachlan Nasidik, ngomong segala macam. Saya bilang, tolong saudara Rachland tunjukkan materi mana yang saya mengatakan harus serang SBY?
Kedatangan Anda di Jambore bisa dianggap untuk memojokkan SBY?
Enggak ada. Ada anak SMA mengundang ceramah, saya hadir. Kampus Universitas Jember mengadakan seminar, saya hadir. Termasuk juga yang Jambore itu.
Anda didekati PDIP, ada niat masuk partai?
Lihat saja perkembanganlah. Kalau pun iya, itu kan hak saya.
Grasi yang diberikan kepada Anda diisukan untuk menghadapi lawan politik pemerintah?
Itu pemikiran adu domba. Ada yang berikir Jokowi pakai saya untuk menghantam SBY. Itu pemikiran jorok. Bisa membuktikan saya dipakai Pak Jokowi untuk itu?
Anda juga digosipkan akan menjadi Jaksa Agung?
Masak saya menanggapi isu. Kalau saya sudah di Istana, disumpah, itu baru nyata. Kalau mikirin isu, puyeng.

Post a Comment for "Wawancara Antasari Azhar : Saya Hanya Ingin Mencari Kebenaran, Saya Hanya Ingin Mengembalikan Nama Baik Saya"